Kamu
Aku mengenalmu, tanpa
sengaja aku telah masuk dihidupmu
menjadi sosok sahabat
yang berusaha selalu ada, waktu yang kita lalui bersama sama kemana mana selalu
bersama, bagaimana konyolnya kita.
Menjadi sahabatmu
tentu menjadi bagian dari cerita perjalanan hidup remajamu, remajaku dan remaja
kita.
Sosok kamu yang
selalu ceria, sosok sahabat yang bisamenjadi pemimpin sosok sahabat yang
terkadang egois dan juga menyebalkan, sosok sahabat yang selalu menjadi Mp3
karna memang kamu sosok yang suka bangat bernyanyi.
Mungkin lewat lagulah
kamu dapat mengekspresikan suasana hatimu.
Dan aku juga menjadi
bagian kisah perjalanan cinta kamu yang penuh drama wkwkwk
Kamu yang mudah jatuh
cinta hingga sangat dalam dan mudah disakiti dengan begitu gampangnya.
Saat itu aku tahu
pasti saat kamu sedang cinta cintanya kamu ditinggalkan dengan sangat mudah
oleh pilihan hatimu, seseorang yang meninggalkanmu dan lebih memilih sahabatmu,
kisah yang sangat menyedihkan menurutku hingga akhirnya menjadi kisah yang
sangat lucu.
Semua keadaan
berubah, persahabatan kita yang terjalin sangat harmonis, kekompakan yang
sangat luar biasa, berubah menjadi hubungan yang akhirnya sama sama saling
menyakiti.
Saat itu, kadang aku
menjadi penonton untuk kisahmu dan terkadang aku menjadi sosok yang
menabahkanmu.
Semua berjalan dengan
sangat aneeh, kita yang biasanya ketemu saling menebar senyum dan tawa yang
diiringi dengan saling bully yang berujung saling menggenggam.
Kini berubah, seperti
halnya kita berada dalam sebuah lorong yang sangat luas tapi di dalamnya sangat
sunyi tanpa bersuara.
Aku hanya mengikuti
alur dari kisahmu, kadang aku benci dan ikut marah, kenapa karna hubungan
percintaan kamu persahabatan kita seakan mati.
Tapi aku juga
mengerti perasaan dan keadaanmu, sosokmu berubah menjadi pendiam yang hanya
mengeluarkan suara untuk bersenandung tentang hatimu.
Eentah kenapa aku
ikut terbawa perasaan istilahnya “Baper”
Aku yang biasanya
hanya menyaksikan, mendengarkan keluh kesah kisahmu, dan ikut berduka akan
cerita cintamu, dan perasaanku berubah menjadi rasa tidak terima melihatmu yang
seakan menjadi sosok orang lainkarna disakiti.
Perasaan tidak terima
melihat kamu menangis melihat kamu diperlakukan seperti itu oleh sahabatku yang
menjadi mantanmu.
Perasaan apa ini? Aah
mungkin ini perasaan yang sangat wajar dirasakan oleh seorang sahabat untuk
sahabatnya, perasaan tidak terima disaat sahabat kita disakiti.
Hari hari berjalan
masih seperti biasa, masih berteman dengan awan hitam tanpa pelangi.
Aku menatap raut
wajahmu yang masih dalam suasana duka, tapi anehnya perasaan yang biasanya aku
berada di dekatmu atau menatapmu tanpa ada getaran, tanpa ada rasa canggung.
Kini berubah menjadi
getaran yang sangat kuat, gempa kali aah 😃
Aku berusaha
menenangkan hatiku supaya tidak salah mengartikan apa yang sedang dirasa, ini
perasaan yang biasa.
Waktu terus berjalan,
berjalan dengan keadaan dan hari hari yang semakin mebuatku bingung.
Kenapa hatiku masih
merasakan yang sama untuk kesekian kalinya.
Tiap haari sebelum
terlelap, yang biasanya malam yang kulalui tanpa membayangkanmu kini berubah,
selalu kubayangkan wajahmu.
Tiba –tiba aku
tersentak dalam lamunaan ku, apa ini yang namanya cinta.??
Oh tidaak, aku tidak
boleh memiliki perasaan ini, ini gila kali yaa aku tidak boleh mencintainya,
kamu sahabatku.
Tapi aku harus bagaimana.??
Perasaan ini seakan meminta hak nya, *cieeelaah hak 😃
Aku berusaha
memendam, berusaha menyembunyikan apa yang sedang kurasakan.
Aku selalu memohon,
agar kamu tidak dapat membaca gerak gerik ku yang sudah tidak biasa terhadapmu.
Dengan berjalannya
waktu, ternyata kamu dapat membaca perasaan apa yang sedang kurasakan.
Aku tidak dapat
membayangkan setelah kamu mengetahui ini semua, cara dan sikap seperti apa yang
harus kamu tunjukan untuk menghargaiku?
Kamu seseorang yang
sedang terluka hatinya, masih dalam keadaan kabut hitam yang sampai sekarang
belum dapat move on.
Susah memang
melupakan seseorang yang kita cintai, dan menyisahkan luka yang menurut aku
cukup parah.
Tidak mungkin hati
yang sedang dalam keadaan luka mampu menerima cinta baru apa lagi cinta dari
sosok wanita sepertiku yang setiap harinya mondar mandir dihadapanmu sebagai
sosok sahabat.
Aku berusaha
meyakinkan hatiku semua akan baik baik saja.
Tapi di luar
dugaanku, tiba tiba kamu mengatakan “AKU
MENCINTAIMU”
Haaaah Tuhaaan,
serius? Ini bukan mimpi kan tuhaan.??
Dan ternyata ini
kenyataan, sejenak aku terdiam, mengembalikan pikiran dan nafasku yang sejenak
terbang melayang ke angakasa *haduuuh
lebaynya
apa aku harus bahagia
atau sedih?
Apa ini bukan sekedar
kamu menghargaiku karna rasa tidak enak?
Tidak mungkin kamu
melupakan dia seseorang yang kamu anggap satu satunya dapat hilang seketika
dalam hatimu.
Aku memberikan waktu
untukmu untuk memikirkan lagi apa yang kau ungkapkan.
Tapi bukan rasa ragu
yang kamu tunjukan tapi kamu menunjukan kesungguhan untuk mencintaiku. Yaa bahagia
dong, karena cintaku tidak bertepuk sebelah tangan seperti lagu “The Bagindas”
Aku dan kamu
menjalani dengan hari hari yang sangat have fun menurutku, dan aku berpikir
ternyata pacaran itu rasanya seperti ini yaah?
Asyiik juga, karena
hal hal yang tidak penting pun bisa menjadi sesuatu yang membuat bahagia.
Dan terlebih lagi aku
bisa merasakan caramu menyayangiku.
Berada didekatmu itu
kebahagiaan yang teramat besar ku rasakan, kita menjalaninya dengan rasa saling
percaya.
aku menjalani dengan
cara dan sikapku, maaf bila aku tidak dapat menjadi sosok yang sangat drama
seperti kisah masa lalumu.
Aku ingin kamu
mencintaiku dengfan cara seperti ini dengan apa adanya aku.
Aku, mungkin sosok
yang hampir tidak cemburuan, aku sosok yang hampir tidak pernah mengatur ngatur
pergaulan dan pertemanan kamu, aku sosok yang hampir tidak pernah marah, dan
aku sosok yang tidak pernah menuntut untuk di manja manja.
Karena aku sadar kita
masih remaja, ayook kita jalani hubungan yang sesuai dengan umur kita tanpa
mengurangi dan menambahkan porsinya.
Dengan keceriaan dan
kebahagiaan yang kita jalani setiap hari, persahabatan kita yang sudah menjadi
lebih berwarna lagi.
Awalnya aku kira
persahabatan kita akan tetap redup karena kita menjalin hubungan menjadi
sepasang kekasih, tapi ternayata tidak.
Sahabat sahabat kita
mendukung, dan mereka ikut bahagia akhirnya kamu dapat tersenyum ceria kembali.
Dan itu semua buat
aku menjadi sosok yang jatuh hati padamu setiap harinya.
Tapi disaat kita
sedang bahagia bahagianya, kenapa perlahan semua kembali terasa berbeda.
sifat hangat yang biasanya
kamu berikan, sandaran yang biasa kamu lakukan, lagu cinta yang biasanya kamu
nyanyikan.
Kebersamaan kita
dengan sahabat sahabat kita yang selalu ceria penuh canda tawa.
Usaha kita melangkah
meninggalkan perih hatimu, hingga melupakan sosok wanita yang kamu cintai dulu.
Dimana keceriaan itu
lagi?
sekarang semuanya
terasa jauh dan perlahan menghilang.
Aku tidak mengerti
bahkan tidak tahu kenapa kamu seperti ini.
Apa semua yang aku
lakukan masih kurang? Apa kesabaran kita melangkah bersama sama sahabat kita
masih belum cukup untuk mengobati luka hatimu?
Selama kita menjalin
hubungan sebagai sepasang kekasih, aku hampir tidak menuntut perhatian yang
lebih, tidak menuntut harus seperti ini seperti itu.
Aku tidak ingin
menjadi sosok yang rumit untukmu.
Ternyata kebahagiaan tak
selamanya berpihak padaku. Sosok yang aku cintai, sosok yang mebuat hari hariku
berwarna, yang membuat senyumanku lebih berarti, dan sosok kamu pula yang berbalik
memberikan kesakitan, memberikan airmata.
Apa semuanya tidak
berarti lagi?
Ternyata sosok kamu
melebihi silet tajam. Dengan sekejap kamu dapat membuat hariku terasa suram. Apa
seperti ini yang kamu rasakan dulu disaat kamu disakiti?
Kamu
tak lihat air mataku, tak lihat juga seberapa parah lukaku.
Apa
aku harus teriak memanggilmu, agar kamu menengok melihat luka ini?
Tapi
Kali ini, biarkan hatiku teriris sendiri, biarkan aku yang terluka parah,
biarkan aku yang menangis diam-diam sekarang.
Tapi,
lihatlah nanti, Sayang. Suatu saat nanti, air mataku berubah jadi senyum tak
berkesudahan.
Kamu bukan lagi pria
yang kukenal seperti dulu, bukan pria manis yang kucintai karena ketulusan dan
keramahannya.
Kini kamu adalah pria
yang paling bangsat yang aku kenal.
Pantas semua perlahan
menghilang, perlahan berubah, Ternyata karena dia?
Di depan aku kamu
janji akan mengungkapkan perasaan cinta kamu untuk dia, seseorang yang baru
kamu kenal.
Kalau kamu harus
menyakiti aku seperti ini, untuk apa kamu merubah status SAHABAT itu.
Akhirnya apa yang aku
takutkan terjadi, ternayata merubah status SAHABAT menjadi cinta dimana mana
pasti salah tetap salah dan akan salah.
kenapa kamu harus
menyakitiku sekeji ini? Tidak kasihan kah kamu?
Yang ingin aku tahu
sempatkah kamu memiliki perasaan itu walau seujung kuku untukku?
Aku mulai menjalani
hari hariku seperti biasa, tanpa kamu.
Dan hingga akhirnya
jarak yang memisahkan kita. Dengan jarak ini pula, mungkin aku bisa perlahan
melupakan sosokmu.
Waktu terus berjalan,
aku sudah mulai terbiasa tanpa hadirmu, tanpa senyummu.
Aku mulai menata
kembali hatiku, berusaha melupakan kesakitan itu.
mengembalikan
senyumanku, mengembalikan keceriaanku seperti dulu.
Berusaha membuka hati
untuk yang lain, entah kenapa disaat aku membuka hati untuk yang lain, bayanganmu
malah semakin melekat, rasa ingin hadirmupun semakin kuat.
Semuanya masih sama,
sebelum terlelap masih sosok mu yang ku ingat.
apa rasa sakit yang
kau berikan belum cukup untuk jadi alasan melupakanmu?
Tiba tiba kamu
kembali, perlahan kamu tarik aku, perlahan kamu membawaku masuk dihidupmu lagi.
Anehnya aku
malah menikmati itu semua, menikmati kembali masa lalu yang harus’nya aku
lupakan.
Masa lalu yang tak
seharusnya aku ulangi.
Aku menikmati waktu
dan kebahagiaan yang kau ciptakan kembali, entahlah.
Apakah kau akan jatuhkan
aku kembali seperti dulu, waktu yang kau ciptaakan sekarang sungguh lebih indah
hingga akupun lupa akan rasa sakit itu, hingga aku lupa seseorang yang datang
kembali sekarang adalah sosok yang sangat kejam, hingga aku tertunduk kembali
dihadapanmu.
Sungguh pintar,
begitu mudahnya kamu tarik hatiku kembali.
Hingga sekarang semua
terasa beda dengan kamu yang duluu, aku lupa akan semua yang sudah terjadi
dahulu.
Waktu terus berjalan
dengan senyuman indahku, dengan berjuta harapan dan mimpi.
Disaat aku menikmati
kebahagiaan ini, tiba-tiba semuanya berakhir lagi.
kau melaakukannya
lagi, seperti halnya mengedipkan mata.
Tak menunggu waktu
lama, kamu langsung mengambil dia, seseorang yang kamu kenalkan dulu dan akhirnya
menjadi sahabat perempuanku dan akhirnya sekarang menjadi kekasihmu.
Apa tidak bisa kamu
meninggalkan ku dengan cara lain? Kenapa harus dengan cara yang sama.
Apa dengan airmata
dan rasa sakit ini kebahagiaan yang cukup besar kau rasakan?
bagaimana bisa kamu
melakukan hal yang sama yang pernah kamu lakukan sebelumnya.
kamu mengingatkan kembali luka yang begitu dalam kamu lakukan, yang sudah bisa aku trima, yang sudah bisa aku lupakan.
kamu mengingatkan kembali luka yang begitu dalam kamu lakukan, yang sudah bisa aku trima, yang sudah bisa aku lupakan.
kini kembali kau
melakukannya, seperti kamu memutar kembali kisahnya.
manusia seperti apa
kamu? Apa begitu tidak punya hatikah kamu?
Kenapa selalu orang
yang aku kenal engkau mengambil hatinya, kenapa harus mereka?
Ini sakit yang lebih
dari sebelumnya.
Apa tidak pernah kamu
pikirkan.?? kamu yang mengenalkan aku denganya, hingga aku merasakan kedekatan
yang begitu erat.
Dia yang sudah aku
anggap sahabat dan bahkan aku menganggap dia adik perempuanku.
tempat aku menceritakan
keluh kesahku denganmu, sosok wanita yang sangat polos.
orang yang
menempatkan jadi pendengar yang baik untukku.
kenapa harus DIA?
Dan ternyata dia juga
sudah memiliki kekasih, dan kekasihnya itu adalah sahabat kamu sendiri.
Tapi kenapa masih
bisa kamu melakukannya? Entah kamu lelaki bodoh yang tidak memiliki otak dan
hati, atau kamu lelaki yang sangat pintar memainkan perannya.
Aku mohon lihat
hatiku, lihat bagaimana parahnya luka ini karenamu.
Apakah seseorang
seperti kamu yang harus aku cintai?
Bahkan sampai ada di
titik ini, sesakit dan seperih ini tidak mampu melumpuhkan hatiku.
Aku masih belum bisa
melupakan sosok bangsaaat seperti kamu.
Bahkan untuk membenci
kamu sepenuhnya aku tidak mampu.
Bagaimana bisa kamu
mengambil hati ini seutuhnya hingga tak dapat berpaling.
dalam diamku
merenungkan semua ini, mungkin ini kebahagiaanmu, mungkin sosok dia lah yang
kamu cari bukanlah aku, tapi harusnya bukan seperti ini caranya.
Aku tidak dapat
berbuat apa apa lagi, karena ini adalah kebodohanku memilih jatuh dan berlumpur
di tempat yang sama.
Ingin sekali aku
memanggilmu, memohon agar kamu melihat luka ini.
Disaat aku disakiti
seperti ini saja aku masih memikirkan kebahagiaanmu, masih memikirkan bagaimana
kamu disakiti sepertiku.
Andai kamu tahu, disaat
aku mendengar kabar kamu disakiti oleh wanita yang kamu pilih ketimbang aku.
Sungguh tidak terimanya
aku, kamu dipandang sebelah mata oleh orang yang kamu cintai.
bukan sakit yang
kurasakan disaat kamu tidak menginginkan hati ini, disaat kamu menyakiti hati
ini, bukan sakit disaat kamu datang lalu pergi.
bukan sakit disaat kamu
lebih milih wanita yang aku kenal, tapi sakit yang lebih dari itu.
sakit yang tidak
mampu untuku dengar bahkan untuk aku melihatnya.
Karena aku pernah
disakiti jadi untuk membayangkan kamu yang merasakannya akan berkali kali lipat
sakit yang aku rasakan.
Aku masih di tempat
yang sama, masih dengan perasaan yang sama.
Masih dengan
kesendirian yang hari hari nya masih dengan bayanganmu, pria bodoh yang
meninggalkan ku dengan sejuta luka.
Kadang aku berpikir,
bagaimana mungkin aku masih mencintai sosok yang tidak menginginkan aku, sosok
yang tidak pernah ada disaat aku butuh, disaat aku lelah, disaat aku jatuh,
disaat aku membutuhkan pundak untuk bersandar, sosok yang tidak pernah lelah
menyakitiku, yaah sosok pria bodoh sepertimu.
Dan akhirnya kamu
kembali lagi seperti yang biasa kamu lakukan.
Kamu datang dengan
cara yang menurutku sangat cerdas, karena kamu lagi lagi berhasil membuatku
nampak seperti wanita yang sangat bodoh.
Kamu selalu mengajari
ku mengais-ngais masa lalu
Memaksa ku untuk
kembali menyentuh kenangan
Terdampar dalam bayang-bayang
yang kau gurat secara sengaja
Seakan-akan sosok mu
nyata. .
Menjelma menjadi
pahlawan kesiangan yang merusak kebahagiaan
Dalam kenangan kau
seret aku perlahan menuju masa yg harusnya aku lupakan.
Inikah caramu
menyakiti ku?
Inikah caramu
mencabik-cabik perasaanku?
Apakah dengan melihat
tangis ku itu berarti bahagia buat mu?
Apakah dengan
menorehkan luka di hatiku berarti kemenangan bagimu.
Siapa aku di matamu?
Hingga begitu sulit
kau lepaskan aku dari jeratanmu.
Apakah boneka kecil
mu ini dilarang untuk bahagia?
Apakah wayang yang
sering kau mainkan ini dilarang mencari kebebesan?
Mengapa kau sering
memperlakukan aku seperti mainan?
Kapan kau ajari aku
kebebesan? Ajari aku caranya melupakan.
Meniadakan segala
kecemasan, meniadakan segala kenangan.
Nyatanya derai air
mataku hanya di sebabkan olehmu
Ajari aku caranya
melupakan, sehingga aku lupa caranya menangis.
Sehingga aku lupa
caranya meratap, karena aku selalu kenal air mata.
Aku hanya ingin
tertawa, sehingga hati aku mati rasa akan luka.
cerita apa lagi yang
akan kamu bawa kali ini?
Selalu engkau hadir
dengan ciri khasmu, sapaan lembutmu, perhatian yang mampu membuat jantungku
merasakan gdag dig dug hingga tak ada satuan waktupun di dunia ini mampu
menghitungnya.
Aku seakan tersihir
oleh mantramu, hingga aku masuk lagi dalam drama yang kau buat.
Bagaimana bisa aku
dapat melupakanmu? Kamu selalu hadir disaat aku berusaha, disaat aku mulai biasa,
tiba tiba kamu kembali hadir.
Suara halus yang
selalu menyapa hariku, menyanyikaan syair cinta yang membuat aku terpesona.
kamu membuatku berdo’a
agar hari ini menjadi hari yang sangat panjang tidak akan ada hari esok, karen
aku takut semua kembali seperti dulu.
Tiap hari kamu
menyapaku dengan pesan singkat, kata kata sayang.
Dan mengucapkan janji,
tanpa sadar kali ini airmata jatuh.
“jangan buat airmata
mu jatuh, jangan biarkan tangan orang lain menyentuh dan mengusap airmata itu,
tunggu tangan aku yang aka mengusapnya, aku akan menghabiskan hari bersamamu,
aku akan membawamu kemana yang kamu inginkan”
Apa setelah kamu balik
kamu masih mengingat janji ini? *saat itu
kami LDR
Aku malu untuk
mengeluh, pasti tuhan mentertawakan aku, ternyata terjadi lagi.
Dia menghilang dengan
sendirinya tanpa kabar.
aku lelah dengan kamu
yang datang lalu pergi.
Kali ini reaksi apa
yang harus aku perlihatkan, airmata rasanya sudah biasa, karna tak ada alasan
lain airmata ini menetes itu hanya karenamu.
Aku hanya bisa
menikmati apa yang aku dapatkan akibat kebodohanku yang terlalu tinggi berharap
padamu.
Bisakah kau bayangkan
rasanya jadi aku?
Kamu pernah menjadi
bagian hari-hariku.
Setiap malam, sebelum
tidur, kuhabiskan beberapa menit untuk membaca pesan singkatmu, tawa kecilmu, emoji
yang lucu dan canda kita selalu membuatku tersenyum diam-diam.
Perasaan ini sangat
dalam, sehingga aku memilih untuk memendam rasa sakit ini.
Jatuh cinta, inilah
yang aku rasakan padamu, saat itu aku berpkir suatu saat nanti kita bisa berada
di status yang lebih spesial.
ternyata iya aku
dapatkan itu.?? Kesedihan lebih banyak ketimbang bahagia.
Aku terlalu penasaran
ketika mengetahui kehadiranmu mulai mengisi kekosongan hatiku.
Kebahagiaanku mulai
hadir ketika kamu menyapaku dalam pesan singkat.
Semua begitu bahagia,
aku sudah berharap lebih. Kugantungkan harapanku padamu.
Kuberikan sepenuhnya
perhatianku untukmu. Sayangnya, semua hal itu seakan tak kau gubris.
Kamu di sampingku,
tapi getaran yang kuciptakan seakan tak benar-benar kau rasakan. Kamu berada di
dekatku, namun segala perhatianku seperti menguap tak berbekas.
Apakah kamu benar
tidak memikirkan bagaimana jadi aku?
Bukankah kata
teman-temanmu, kamu adalah perenung yang seringkali menangis ketika memikirkan
sesuatu yang begitu dalam? Temanmu bilang, kamu melankolis, senang memendam,
dan enggan bertindak banyak. Kamu lebih senang menunggu. Benarkah kamu memang
menunggu, bukankah kamu seorang yang lebih memilih menghilang?
Sebenarnya apa lagi
yang kautunggu jika kau sudah tahu bahwa aku mencintaimu?
Kamu, tak mungkin kau
tak tahu perasaan cinta di dadaku bertahun tahun. Kekasihku yang sempat
kumiliki, tak mungkin kau tak memahami perjuangan yang kulakukan untukmu.
Kamu ingin tahu
rasanya seperti aku? Dari awal, ketika kita pertama kali kita memutuskan untuk
menjadi sepasang kekasih, aku hanya ingin melihatmu bahagia.
Senyummu adalah salah
satu keteduhan yang paling ingin kulihat setiap hari. Dulu, aku berharap bisa
menjadi salah satu sebab kautersenyum setiap hari, tapi ternyata harapku terlalu
tinggi.Semua telah berakhir.
Tanpa ucapan pisah.
Tanpa lambaian tangan. Tanpa kau jujur mengenai perasaanmu, mengenai maksud mu
yang datang tiba tiba terus hilang.
Perjuanganku terhenti
karena aku merasa tak pantas lagi berada di sisimu.
Sudah ada seseorang,
yang nampaknya jauh lebih baik dan sempurna daripada aku. Tentu saja, jika dia
tak sempurna kau tak akan memilih dia menjadi satu-satunya bagimu.
Setelah tahu semua
ini, apakah kamu pernah memikirkan sedikit saja perasaanku? Ini semua terasa
aneh bagiku. Kita yang pernah dekat kembali, walaupun tak punya status apa-apa,
meskipun berada dalam ketidakjelasan, tiba-tiba menjauh tanpa sebab.
Aku yang terbiasa
dengan sapaanmu di pesan singkat harus (terpaksa) ikhlas karena akhirnya kamu
sibuk dengan rancangan cara menyakitiku lagi, padahal apa salahku? Apakah mencintaimu
itu suatu kejahatan yang aku lakukan?
Aku berusaha memahami
itu. Setiap hari. Setiap waktu. Aku berusaha meyakini diriku bahwa semua sudah
berakhir dan aku tak boleh lagi berharap terlalu jauh.
Kamu, jika aku bisa
langsung meminta pada Tuhan, aku tak ingin perkenalan kita terjadi.
Aku tak ingin
mendengar suaramu ketika menyebutkan namaku.
Aku tak ingin membaca
pesan singkatmu yang lugu tapi manis.
Sungguh, aku tak
ingin segala hal manis itu terjadi jika pada akhirnya kamu menghempaskan aku
sekeji ini.
Kalau kau ingin tahu
bagaimana perasaanku, seluruh kosakata dalam miliyaran bahasa tak mampu
mendeskripsikan.
Perasaan bukanlah
susunan kata dan kalimat yang bisa dijelaskan dengan definisi dan arti.
Perasaan adalah ruang
paling dalam yang tak bisa tersentuh hanya dengan perkatan dan bualan.
Aku lelah. Itulah
perasaanku sekrang.
Sudahkah kaupaham?
Belum. Tentu saja. Apa pedulimu padaku?
Aku tak pernah ada
dalam matamu, aku selalu tak punya tempat dalam hatimu.Setiap hari, setiap
waktu, setiap aku mendengar tentangmu dengannya, aku selalu berusaha menganggap
semua baik-baik saja.
Semua akan berakhir
seiring berjalannya waktu. Aku membayangkan perasaanku yang suatu saat nanti
pasti akan hilang, aku memimpikan lukaku akan segera kering, dan tak ada lagi
hal-hal penyebab aku menangis setiap malam.
Namun, sampai kapan
aku harus terus mencoba?
Sementara ini saja,
aku tak kuat mendengar apa lagi melihatmu menggenggam jemarinya.
Masih sulit bagiku
menerima kenyataan bahwa kamu yang begitu kucintai ternyata malah memilih pergi
bersama orang yang aku kenal.
Tak mudah meyakinkan
diriku sendiri untuk segera melupakanmu kemudian mencari pengganti.
Seandainya kamu bisa
membaca perasaanku dan kamu bisa mengetahui isi otakku, mungkin hatimu yang
beku akan segera mencair.Aku tak tahu apa salahku sehingga kita yang begitu
lama kenal, aku orang yang begitu mencintaimu, tiba-tiba terhempas dari dunia
mimpi ke dunia nyata.
Tak penasarankah kamu
pada nasib yang membiarkan kita kedinginan seorang diri tanpa teman dan
kekasih?
Aku menulis ini
ketika mataku tak kuat lagi menangis. Aku menulis ini ketika mulutku tak mampu
lagi berkeluh. Aku mengingatmu sebagai sosok yang pernah hadir, meskipun tak
pernah benar-benar tinggal.
Seandainya kautahu
perasaanku dan bisa membaca keajaiban dalam perjuanganku, mungkin kamu akan
berbalik arah memilihku sebagai tujuan.
Tapi, aku hanya
persinggahan, tempatmu meletakan segala kecemasan, lalu pergi tanpa janji untuk
pulang.
Semoga kau tahu, aku
berjuang, setiap hari untuk melupakanmu. Aku memaksa diriku agar membencimu,
setiap hari, ketika kulihat kamu bersama dia. Aku berusaha keras, setiap hari,
menerima kenyataan yang begitu kelam.
Bisakah kau bayangkan
rasanya jadi orang yang setiap hari terluka, hanya karena ia tak tahu bagaimana
perasaan orang yang mencintainya?
Bisakah kaubayangkan
rasanya jadi aku yang setiap hari harus memikirkan bagaimana kamu dengannya?
Bisakah kaubayangkan
rasanya jadi seseorang yang setiap hari menahan tangisnya agar tetap terlihat
baik-baik saja?
Kamu tak bisa. Tentu
saja. Kamu tidak perasa. Dan akhirnya tiba dititik dimana aku tak mampu lagi untuk
berkeluh, aku telah lelah.
Aku lelah dengan
semuanya. .Bairkan aku sendiri, biarkan aku menikmati sakit ini.
Jangan pernah hadir
lagi, jangan pernah hadir seakan akan kamu begitu memperdulikanku.
Aku sudah tidak butuh
itu semuaa.
Sudah cukup AKU LELAH
TERUS BERHARAP
Edit ulang “ 20 Maret
2017
Sulistri yanti
Komentar
Posting Komentar